Metodeyang dipakai dalam tulisan ini adalah metode sejarah dengan pendekatan historiografi. Historiografi modern Indonesia mendorong keinginan para sejarawan untuk menggunakan metodologi dan pola
Merinci sejarah kemunculan dan perkembangan musik di Indonesia. Dari sejak zaman sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, pengaruh musik Barat, hingga merinci ragam seni musik di Indonesia. Bagi orang Barat, India sering disamakan dengan Indonesia. Mereka menyebut India dengan Indie Netherland-Oost yang merujuk pada Indonesia. Anggapan tersebut mengakibatkan kekayaan alat seni maupun kesenian di Indonesia kurang diperhitungkan oleh bangsa lain. Sesungguhnya, khazanah dan nilai seni di Indonesia sangat kaya dan bermutu tinggi sehingga dapat disejajarkan dengan seni klasik di negeri yang berkembang. Musik merupakan salah satu cabang seni yang turut berkembang bersamaan dengan cabang seni yang lainnya. Seni musik di Indonesia telah muncul dan berkembang sejak lama, pada zaman jauh sebelum masuknya agama Hindu-Buddha. Sehingga bisa dikatakan bahwa seni musik telah melampaui batas bahasa, kebudayaan, bahkan agama. Untuk lebih jelasnya memahami perkembangannya di Indonesia, mari kita simak ulasan berikut ini. Baca juga Pengertian Seni Musik, Unsur-Unsur, dan Sejarahnya Musik Indonesia atau musik Nusantara adalah semua musik yang berkembang di Nusantara yang mencerminkan identitas Indonesia, baik dari segi bahasa maupun karakter melodinya. Sudah sejak lama sejarah musik Indonesia bermula. Untuk merunut perkembangan musik di Indonesia, ada beberapa tahap dari era Hindu-Buddha hingga era modern. 1. Masa Sebelum Hindu-Buddha Pada masa-masa awal perkembangan musik di Nusantara, sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, musik digunakan sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat. Dalam beberapa kelompok, suara-suara yang dihasilkan oleh anggota badan atau alat tertentu dipercaya memiliki kekuatan magis. Di masa itu, alat musik yang digunakan berasal dari alam sekitar. Seperti contohnya dikenal alat musik kledi yang merupakan salah satu alat musik bambu yang terdapat di Asia Tenggara. Sejumlah batang bambu ditanam di tanah dengan ukuran berbeda-beda yang kemudian menghasilkan bunyi yang indah dari tiupan angin. 2. Masa Setelah Hindu-Buddha Setelah masuknya Hindu ke Nusantara yang ditandai dengan berdirinya Kerajaan Kutai dan Tarumanegara pada abad ke-4, musik mulai masuk ke ranah istana kerajaan. Masa itu, peran musik tak cuma sebagai bagian dari kegiatan ritual, namun juga menjadi bagian dari kegiatan-kegiatan istana, seperti menjadi hiburan untuk para tamu istana. Musik-musik istana kian berkembang pesat khususnya di daerah Jawa yang berupa alat musik gamelan. Alat musik gamelan terbagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok balungan, blimbingan, pencon, kendang, dan kelompok pelengkap. 3. Masa Setelah Masuknya Pengaruh Islam Dimulai abad 14, Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran dan kehancuran. Sementara itu, terjadi perkembangan pesat kerajaan-kerajaan Islam yang berkuasa hingga Sumatera. Tentu saja, hal ini membuka jalan bagi kebudayaan Islam Timur Tengah untuk memberikan pengaruh kuat dalam berbagai bidang, termasuk seni musik. Jenis musik yang diperkenalkan oleh para pedagang Arab masa itu berupa alat musik gambus, rebana, dan rebab. Namun dalam perkembangannya, alat-alat musik ini mengalami perbedaan nama, bentuk, dan cara memainkannya di setiap daerah. Dalam perkembangan alat musik gambus sejenis gitar/mandolin, ketika memainkannya biasanya diiringi dengan alat musik lain seperti biola, akordeon, gendang, seruling, dan bas yang membentuk kelompok jenis musik baru yang dikenal dengan orkes gambus. 4. Masa Kolonialisme Masuknya bangsa Barat ke Nusantara juga turut memberikan pengaruh besar dalam perkembangan musik di Indonesia. Selain melancarkan kolonialisme, para pendatang ini juga memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka, seperti biola, cello, gitar, flute, dan ukulele. Mereka juga memperkenalkan sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Pada era inilah, Indonesia mengalami permulaan perkembangan musik modern. Para komponis Nusantara menciptakan karya musik berupa kombinasi musik Barat dengan musik Nusantara. Karya musik tersebut kemudian dikenal sebagai musik keroncong. 5. Masa Modern/Kontemporer Berawal dengan masuknya media elektronik ke Indonesia, terjadilah arus globalisasi yang tak dapat dibendung. Berbagai budaya Barat mulai masuk ke dalam negeri termasuk berbagai aliran musik seperti pop, jazz, blues, rock, R&B, hingga musik-musik India yang banyak diperkenalkan melalui film-filmnya. Dalam era modern perkembangan musik di Indonesia ini, muncul berbagai jenis musik baru yang memadukan unsur-unsur musik asing dengan musik Nusantara. Seperti contohnya musik dangdut yang merupakan perpaduan antara musik India dengan musik Melayu. Selain itu, berkembang pula jenis musik yang mengkombinasikan unsur-unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik Barat, terutama pada alat-alat musiknya. Perpaduan musik ini kemudian menghasilkan jenis musik yang dikenal dengan musik etnis. Instrumen Musik Nusantara Identitas musik Indonesia mulai terbentuk sejak abad ke-3 atau ke-2 Sebelum Masehi, ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara. Musik-musik suku tradisional Nusantara umumnya menggunakan alat musik perkusi semacam gendang dan gong. Beberapa alat musik berkembang menjadi alat musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik sasando dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan satuan instrumen gamelan dari Jawa dan Bali. 1. Gamelan Gamelan merupakan alat musik yang berasal dari budaya Jawa, Bali, dan Lombok, salah satu bentuk musik Nusantara yang paling dikenal. Musik ini dimainkan oleh beberapa orang bersama dengan alat musik perkusi, seperti metalofon, gong, rebab, dan seruling bambu. Pertunjukan gamelan umum digelar di Indonesia dan Malaysia. 2. Kecapi Suling wikipedia Kecapi suling merupakan bentuk musik dari daerah Jawa Barat, khususnya Sunda, adalah sejenis musik instrumental yang terdiri dari alat musik kecapi dan suling. Musik instrumental ini sangat bergantung pada improvisasi dan masih berkaitan dengan tembang Sunda. 3. Angklung Angklung adalah alat musik yang secara tradisional berkembang di masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Angklung terbuat dari tabung bambu yang dihubungkan dengan rangka bambu. Dimainkan dengan cara digoyangkan sehingga menghasilkan bunyi dalam susunan nada dalam setiap ukuran, besar atau kecil. 4. Kolintang Kolintang atau kulintang adalah alat musik perkusi asal Indonesia bagian timur dan Filipina yang terbuat dari kayu dan perunggu. Di Indonesia, kolintang sering dihubungkan dengan orang Minahasa dari Sulawesi Utara, namun kolintang juga terkenal di Maluku dan Timor Timur. 5. Sasando wikipedia Sasando adalah alat musik petik yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Bagian utama dari sasando adalah tabung dari bambu dan ganjalan-ganjalan di mana senar direntangkan. Lalu tabung sasando ini diletakkan dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat se[erti kipas. Baca juga 10 Fungsi Seni Musik Utama dalam Kehidupan Manusia Ragam Musik Nusantara Sejak era Hindu-Buddha, perkembangan musik di Indonesia telah bermula hingga era musik elektronik di masa kini. Selain bentuk-bentuk musik asli Indonesia, ada beberapa jenis musik baru yang telah dicampuri dengan pengaruh budaya asing. Meski begitu, musik-musik ini menjadi semacam identitas baru dari kebudayaan musik Indonesia. 1. Musik Daerah/Tradisional Ciri yang paling menonjol pada jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen yang digunakan. Musik tradisi memiliki karakterisitik yang khas, dengan syair dan gaya melodinya meenggunakan bahasa dan gaya seni daerah asalnya. Seni musik tradisi ini menjadi identitas, jati diri, ciri khas, dan media kreasi dari masyarakat pendukungnya, sekaligus menjadi identitas dan ciri khas Indonesia yang memiliki ragam kebudayaan. Beberapa contoh alat musik yang biasa digunakan dalam musik tradisi ini di antaranya Instrumen Musik Perkusi, berupa gamelan, talempong, kolintang, arumba, dan kendang. Instrumen Musik Petik, berupa kecapi, sasando, dan sampek. Instrumen Musik Gesek, berupa rebab dan ohyan. Instrumen Musik Tiup, berupa suling, saluang, serunai, dan serompet atau tarompet. 2. Musik Keroncong Musik keroncong terbentuk bermula sejak orang-orang Portugis masuk ke Indonesia yang juga membawa alat musik Eropa. Pada permulaan tahun 1900-an, musik ini dianggap sebagai musik berkualitas rendah. Namun keadaan berbalik ketika tahun 1930-an, ketika perfilman Indonesia mulai bergabung dengan musik keroncong dan mulai berjaya pada dekade berikutnya, ketika musik keroncong terlibat dalam perjuangan kemerdekaan. Salah satu lagu keroncong yang paling terkenal adalah “Bengawan Solo” yang ditulis oleh Gesang Martohartono, seorang permusik dari Solo, ketika Angkatan Darat Jepang menguasai Pulau Jawa pada Perang Dunia II pada tahun 1940. Ketika mulai diperdengarkan di radio, lagu “Bengawan Solo” menjadi populer di seluruh Indonesia, khususnya orang Jawa. Bahkan, lagu ini juga sukses menjadi populer di kalangan orang-orang Jepang. Sehingga ketika mereka kembali ke Jepang, banyak dari musisi Jepang menyanyikan lagu tersebut. 3. Musik Dangdut Dangdut merupakan salah satu jenis musik dansa yang populer sejak tahun 1970-an. Musik dangdut merupakan hasil kombinasi antara musik India dan musik asli Nusantara. Ciri khas pada musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla yang menghasilkan bunyi “ndut” dengan karakter iramanya yang ringan. Beberapa nama penyanyi dangdut yang populer dan menjadi penggerak musik dangdut di Indonesia di antaranya Rhoma Irama, Elvy Sukaesih, disusul generasi Inul Daratista, Evie Tamala, Mansyur S., dan Fahmy Shahab. Musik ini juga populer di Malaysia sebagai simbol bangsa Melayu, meski musik ini bukan bagian dari kebudayaan Melayu. 4. Musik Perjuangan Ciri khas yang paling menonjol dari musik perjuangan adalah pada syair-syairnya yang umumnya berisi tentang ajakan untuk berjuang, berkorban untuk Tanah Air, dan menumbuhkan nilai-nilai patriotisme. Irama musiknya cepat dan semangat, serta diakhiri dengan semarak. 5. Indo-pop Indo-pop adalah singkatan dari Indonesian pop atau musik pop indonesia. Secara luas, indo-pop didefinisikan sebagai aliran musik populer yang ada di indonesia. namun dala arti yang lebih luas juga dapat mencakup budaya pop Indonesia yang juga termasuk perfilman dan sinetron. Ciri khas pada musik indo-pop adalah pada penggunaan ritme yang terasa bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bas. Biasanya, para penggiat musik juga menambahkan variasi gaya yang beragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan pendengar dan penikmatnya. Baca juga Merunut Jenis-Jenis Seni Musik Berdasarkan Perkembangan Zaman Referensi
Terdapattahapan- tahapan dalam perkembangan musik Indonesia (nusantara), yaitu : Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha : Pada masa ini, musik digunakan sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat. Dalam beberapa kelompok, bunyi-bunyian yang dihasilkan dari anggota badan atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis.
ada di mana-mana, mulai dari angkutan umum hingga hajatan tetangga Anda. Musik populer khas Nusantara ini bisa diterima banyak kalangan karena iramanya yang khas, walau belakangan ini liriknya selalu menggambarkan cinta serong yang menyedihkan. Saking populernya, dangdut memiliki kontes bermusik sendiri seperti Liga Dangdut yang pesertanya bahkan tak hanya dari Indonesia. Dangdut terus berkembang dari masa ke masa dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, tersentuh dengan budaya rok, musik elektronik EDM untuk menciptakan sub-genre baru, dan dikenal di tingkat global berkat TikTok. Bagaimana sejarah perkembangan dangdut bisa lahir? Edhi Susilo dari Lembaga Penelitian Institut Seni Indonesia ISI, Yogyakarta, dalam buku Sejarah dan perkembangan musik dangdutbahwa dangdut berawal dari musik Melayu. Awalnya, nuansa Melayunya sangat terasa sehingga lebih dikenal dengan orkes Melayu, tetapi perkembangan selanjutnya istilah Melayu ditinggalkan dengan dangdut yang lebih populer. Mengutip Ensiklopedi Musik Indonesia, istilah dangdut ini lebih populer dari penggunaan bahasanya pada 1970-an. Istilah ini diadopsi dengan meniru suara gendang dan ketipung yang menjadi perkusi dalam permainannya. Selain itu, gitaris 1960-an Billy Chung, menggunakan istilah dangdut sebagai ejekan terhadap corak musik Melayu yang menggunakan tablah seperti cara bermusik India. Namun, Melayu manakah yang menjadi akar musik dangdut? Susilo menulis, hal itu susah ditebak karena setiap kawasan Melayu, baik di Sumatra dan Semenanjung, memiliki keragaman cara bermusik. Irama Melayu Makalah di jurnal Sejarah dan Budaya yang diterbitkan 30 Desember 2021 oleh para peneliti yang dipimpin Derta Arjaya, alumni Pascasarjana Ilmu Sejarah di Universitas Gadjah Mada, menjabarkan bahwa ada tiga periode dangdut di Indonesia. Periode paling awal adalah irama Melayu atau irama Melayu Deli karena berakar pada musik tradisional Deli sekitar abad ke-19. Irama Deli ini kemudian berkembang pesat seiring digunakan dalam pementasan teater, tulis Derta dan tim, terutama setelah mendapat dukungan dari Sultan Deli dengan menggabungkan gaya sandiwara Penang. BPNB Kalimantan Barat Penampilan orkes Melayu. Gaya bermusik orkes Melayu melahirkan musik dangdut yang terus berkembang. “Lagu Melayu asli biasanya bertempo lambat—merupakan pengaruh dari Teater Bengsawan yang menampilkan adegan-adegan sedih yang disertai dengan lagu-lagu bernada sedih pula,” tulis mereka di makalah berjudul Dangdut Sebuah realita globalisasi kebudayaan Timur dan Barat. “Syair lagu Melayu pada umumnya berasal dari lirik-lirik pantun Melayu yang bernuansa sedih dan sayu. Hal ini cukup menarik untuk diperhatikan, karena pada era 90-an, lirik-lirik lagu dangdut di Indonesia banyak sekali bercerita tentang penderitaan seseorang.” Irama Melayu ini melahirkan ragam versi dari Malaysia, Sumatra Selatan, hingga versi Jakarta. Di Jakarta, percampurannya sangat kompleks berkat peleburan antar etnis sejak pertengahan abad ke-19. Irama ini menjadi kesenian Betawi yang diolah dari pengaruh perkembangan jaman yang berbeda dari daerah lain yang memengaruhinya. Serangan’ Bollywood dan rok Barat Dangdut makin berkembang pada periode 1950 hingga 1960-an ketika musik India menular ke Indonesia. Saat itu, Presiden Sukarno menunjukkan sikap tidak suka pada budaya Barat, sedangkan hubungan dengan India begitu erat lewat budaya yang dibanjiri produksi film dan musik. Periode ini mempopulerkan Elly Khadam, pedangdut pertama yang mengembangkan dangdut atau orkes Melayu dengan sentuhan irama India dan Arab dan penggunaan suling. Salah satu judul lagunya juga sangat terpengaruh lewat Boneka Cantik dari India, dan membuatnya sebagai tokoh sentral dangdut saat itu. Ketika Soeharto menjabat sebagai presiden, Indonesia jadi terbuka drastis pada 1970-an. Derta dan tim menulis, musik pun mengalami perkembangan dahsyat ketika Rhoma Irama dan Mansyur S. merevolusi dangdut. Wikimedia Rhoma Irama ketika memainfkan film Satria Bergitar 1984. Film itu memainkan beberapa musik dangdut Rhoma Irama yang mengandung pesan moral. Rhoma Irama dengan kelompok Soneta merombak syair dan isntrumen dangdut dengan gaya rok dan pesan-pesan optimis seperti dakwah sehingga “mereka mengusung predikat The Voice of Islam.”. Lagu rok ini diilahminya karena Rhoma sendiri penggemar rok seperti Hiper Tol dan Thom John. “Saya tidak mengambil beat musik rock, tetapi dinamis dari musik rock yang saya serap, sehingga lahirlah musik Soneta yang Barat bukan, India [juga] bukan,” ungkap Rhoma dalam makalah itu. Akibatnya, Grup Soneta dan Rhoma Irama menjadi konter terhadap musik rok yang marak dimana identiknya dengan hal-hal negatif seperti alkohol, seks bebas, dan narkoba. Tetapi, secara permainan pun juga berpengaruh dengan masuknya alat-alat listrik dalam pementasan lagu dangdut, sehingga sangat populer di kalangan masyarakat pada 1980-an. Funky Kota dan TikTok Perkembangan dangdut berkembang pada era 1990-an, di luar dari periode yang disebutkan Derta dan tim, lewat musik elektronik yang berkembang menjadi Funky Kota Funkot. Barakatak adalah kelompok musik yang jadi pionir peleburan ini yang membuat popularitas naik di kalangan masyarakat. Melansir Whiteboard Journal, ciri dangdut pada Barakatak sangat terasa di lagu Maju Maju Maju dan Musiknya Asyik. Bahkan pada AMI Award 2014, kelompok ini masuk dalam nominasi "Dangdut Kontemporer". "Musik-musik dangdut sekarang kan tidak murni dangdut, memakai alat-alat digital yang jenisnya seperti house music. Termasuk Barakatak, kami dari tahun 94 sudah awalnya begitu, semuanya mengikuti," ujar keempat personil Barakatak. "Musik dangdut sekarang sudah memakai alat musik digital, sehingga warnanya pun telah berubah." Tomi Wibisono/Whiteboard Journal Grup musik Barakatak adalah pelopor funky kota atau funkot dengan meleburkan musik elektronik dan dangdut. IndoClubbing mengidentifikasikan sub-genre dari funky kota dengan dangdut house yang kadang disebut breakbeat yang sangat berbeda dengan breakbeat Amerika Serikat, dan temponya yang lebih cepat. Kepopuleran funkot semakin melejit ketika TikTok menginvasi sehingga lagu-lagunya banyak dipakai pengguna agar bisa populer di FYP For Your Page. Salah satunya, pada 2020 artis Hollywood Terry Crews dan Howie Mandel di TikTok menggunakan lagu Bagaikan Langit milik Melly Goeslow yang telah diremix. Terkadang, funkot memiliki kontroversi karena mengambil sampel musik lain, di TikTok. Misalnya, musisi elektronik Mardial, telah berhasil membongkar musik lagu populer TikTok berjudul Aisyah Jatuh Cinta pada Jamila yang ternyata mengambil sampel Wrecking Ball karya Milley Cyrus. Baca Juga Sains Singkap Musik Viral Punya Kesamaan Pola dengan Penyebaran Virus PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Musikmerupakan tidak benar satu cabang seni yang turut berkembang sejalan bersama cabang seni yang lainnya. Seni musik di Indonesia sudah terlihat dan berkembang sejak lama, terhadap zaman jauh sebelum saat masuknya agama Hindu-Buddha. Sehingga mampu dikatakan bahwa seni musik sudah melampaui batas bahasa, kebudayaan, apalagi agama.
- Renaisans adalah periode pembaruan dalam peradaban Eropa yang terjadi antara abad ke-16 sampai ke-17. Pada masa ini, peradaban Eropa 'terlahir kembali' atau bangkit, setelah mengalami kemunduran pada Abad Pertengahan 500-1500, yang disebut masa kegelapan Dark Ages.Masa kemunduran itu disebabkan oleh wabah penyakit, dominasi agama dan gereja, serta pembatasan berpikir dan bersosialiasasi. Era Renaisans mencapai puncaknya setelah meluasnya paham sekulerisme, individualisme, dan humanisme, yang memengaruhi masyarakat Eropa agar tidak lagi terkekang oleh dominasi gereja dan doktrin agama. Hal itu menyebabkan perubahan serta memunculkan banyak penemuan baru dalam berbagai bidang, salah satunya adalah satu kesenian yang berkembang di era Renaisans adalah seni musik. Berikut ini sejarah musik zaman Renaisans. Baca juga Zaman Renaisans, Kelahiran Kembali Peradaban dan Kebudayaan Eropa Musik Renaisans Seni musik berkembang di Eropa sejak Abad Pertengahan, tepatnya pada abad ke-9. Musik yang dibuat dan berasal dari tradisi yang berkembang di dunia Barat disebut musik klasik. Pada zaman itu, kebanyakan musik yang berkembang adalah musik gereja, atau musik untuk keperluan keagamaan. Musik untuk keperluan hiburan sudah ada, tetapi tidak sebanyak musik-musik keagamaan. Memasuki era Renaisans, seni musik di Eropa mengalami perkembangan pesat.
. 8krtlob65c.pages.dev/408krtlob65c.pages.dev/488krtlob65c.pages.dev/2818krtlob65c.pages.dev/1998krtlob65c.pages.dev/2438krtlob65c.pages.dev/3438krtlob65c.pages.dev/2058krtlob65c.pages.dev/300
musik nusantara mengalami perkembangan yang lebih modern pada masa